HIKAYAT ORANG ALIM DENGAB JAMUNYA

Hikayat Orang Alim dengan Jamunya

Sekarang coba guru menceritakan perumpamaan tentang seseorang yang ingin meninggalkan pekerjaan yang layak dan layak dia lakukan, diaSahibul mengatakan cerita-cerita di tanah Karci diam seorang pertapa yang amat saleh. Pada suatu hari alim itu kedatangan seorang jamu dari negeri lain. Maka dihidangkanlah oleh yang punya rumah buah kurma di hadapan jamunya itu, dan duduklah keduanya makan bersama-sama. "Alangkah manisnya rasa buah ini," kata jamu. "Di negeriku tak

Ada buah yang manis dan enak seperti ini. Ingin aku ingin mem bawa bibitnya dan menanamnya di negeriku."

Kemudian setelah beberapa saat dia berkata, "Saya harap tolong bantu saya untuk menemukan benih barang-barang bayi ambillah sebatang pohon, aku ingin kau menanamnya di tanahku." "Itu hanya akan menyusahkan tuannya," jawabnya sang petapa. "Pekerjaan itu sulit dilakukan, dan mungkin tanah di negara Anda tidak cocok untuk pohon itu. Apalagi di negara Anda banyak buah-buahan yang rasanya enak, lebih enak dan lebih bermanfaat bagi tubuh daripada kurma,, apa gunanya kurma yang kamu tanam di sana."

Kemudian petapa itu berkata, "Dia yang berusaha keras untuk

menemukan hal-hal yang tidak berguna adalah tidak bijaksana. Dia

yang ingin memenuhi apa yang dia miliki, dan tidak meminta hal-hal

yang tidak dia miliki, adalah orang yang bahagia." Adapun pertapa berbicara dalam bahasa Abarani yang fasih. Bahasa itu hanya sedikit dipelajari oleh ahli herbal. Ketika dia mendengar betapa bagusnya kedengarannya di mulut orang yang cerdas, dia juga

ingin mempelajarinya secara mendalam.

"Tuan hamba," kata pertapa itu. "Kesungguhan tuan mempelajari bahasa orang dengan membuang bahasa sendiri itu, kuatir hamba akan serupa dengan perbuatan gagak yang ingin belajar berjalan seperti burung punai."

"Lalu kenapa kamu mengatakan itu?" "Dengar ceritanya. Ada seekor burung gagak, ketika dia melihat seekor burung gagak pandai berjalan seperti penari, hatinya ingin menirunya. Kemudian dia benar-benar berusaha untuk belajar. Setelah lama belajar dan tidak pandai itu, dia menyerah, dan memutuskan bahwa dia ingin membiasakan diri berjalan seperti sebelumnya baru saja kembali. Tetapi bahkan dia sudah lupa. Itu sebabnya di antara semua burung, burung gagak adalah cara terburuk.

Melihat punal berjalan, seperti orang menari, hatinya ingin meniru

Itu saja, tuanku. Bahasa hamba tuannya belajar dengan sungguh-sungguh, bahasanya sendiri dilupakan. Saya khawatir tuan saya tidak akan mengerti bahasa orang-orang, dan saya juga tidak akan mengingat bahasa saya sendiri. Jadi budak itu kembali ke negara hanya dengan bahasa yang rusak. Para tetua mengatakan, orang bodoh adalah orang yang ingin membebani dirinya dengan sesuatu yang tidak cocok untuknya, itu bukan pekerjaannya, dan tidak pernah dicontohkan oleh orang tuanya sebelumnya






Kelompok 9

Nama anggota: Agatha candra permana
                            Bagas dicky A
                            Prastika Yunita S

Komentar